Kamis, 20 Desember 2012

Penelitian Korelasi

 Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih, dan apabila ada, betapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Untuk menentukan tingkat hubungan-hubungan antara variabel-variabel dapat digunakan suatu alat statistik yang disebut koefisien yang dipilih adalah mereka yang menampakkan perbedaan dalam beberapa variabel penting yang sedang diteliti. Untuk menghitung besarnya korelasi digunakan statistik teknik statistik ini yang digunakan untuk menghitung antar dua atau lebih variabel. Ada dua jenis statistik untuk menghitung korelasi:
a.  Koefisien korelasi bivariat adalah statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel.
b.  Metode korelasi multi variat adalah statistik yang digunakan peneliti untuk menggambarkan dan menentukan hubungan antara tiga variabel atau lebih.
Teknik Korelasi
Ada beberapa jenis teknik korelasi yang bisa digunakan.
1.  Korelasi Product – Moment
Ada 3 unsur yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi ini, yaitu:

Dari ketiga rumus diatas akan didapat koefisien korelasi (r) lalu diinterpretasikan. Untuk interpretasi dapat dilihat tabel berikut.
Besarnya r
Interpretasi
0,800<r<1
0,600<r<0,600
0,400<r<0,600
0,200<r<0,400
0,000<r<0,200
Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Apabila diperoleh angka negatif, berarti kelasnya negatif, ini menunjukkan kebalikan urutan indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1 (satu).

2.  Korelasi Tata Jenjang
Korelasi tata jenjang digunakan untuk menentukan hubungan atau dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.
Rumus yang dikemukakan:
3.  The Widespread Biserial Correlation
Sering terjadi dalam penelitian yang membutuhkan pengamatan seperti cenderung memberikan nilai rata-ratadari pada menilai sangat baik atau sangat buruk.
Rumus:
4.  Poin Biserial Correlation
Digunakan apabila kita hendak mengetahui korelasi antara dua variabel, yang atu variabel kontinum, sedang yang lain variabel deskrit murni. Hasil perhitungan dengan korelasi biserial dapat dikonsultasikan ke tabel r hasil korelasi produk moment.
Rumus:
5.  Korelasi Tetrachoric
Digunakan untuk mencari korelasi dua variabel deskrit buatan. Mula-mula datanya merupakan data kontenum yang sebenarnya dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
a.  Subjek yang menguasai materi
b.  Subjek yang tidak menuasai materi

6.  Phi Coeficient
Koeficient Phi (π) yang menghasilkan Koeficient Phi digunakan untuk mencari hubungan dua variabel diskrit dan diutamakan diskrit murni bila variabel deskrit dan merupakan variabel diskrit, maka diubah dulu menjadi variabel diskrit Korelasi Phi sering digunakan untuk menentukan validitas item variabel pertama adalah benar atau salahnya subjek dalam menjawab item, sedangkan variabel kedua adalah skor total yang dibuat dikotomi.
Cara mengubah skor total menjadi dikatomi dapat menggunakan mean atau median. Jika menggunakan mean sebagai nilai pemisah subjek maka ada kemungkinan banyaknya subjek pada dua kelompok bisa tidak sama bila menggunakan mean sebagai nilai pemisah subjek maka banyak subjek untuk kedua kelompok sama.
a.  Kelompok yang tidak sama jumlah subjeknya
b.  Kelompok yang sama jumlah subjeknya
7.  Contingen Coeficient (Koefisien Kontingensi)
Koefisien Kontingensi digunakan bila variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori (gejala ordinal) bila datanya bergaris diskrit, maka aelain menggunakan koefisient phi atau tetra korik. Tetapi bila variabelnya diklasifikasikan menjadi lebih dari dua maka koefisient phi atau tetra korik tidak dapat digunakan.
Contingency (C) sangat erat kaitannya dengan Ch – kuadrat dan dihitung dengan Chi kuadrat maka C dapat dengan mudah diketahui. Rumus menghitung Chi kuadrat adalah:

Untuk menghitung koefisien kontinyansi digunakan rumus:

Cara mencari skripsi gratis di internet

Skripsi merupakan data yang paling banyak dicari oleh mahasiswa tingkat akhir. Skripsi dapat dicari dengan berbagai macam cara, dari dengan memilah tumpukan skripsi di perpustakaan, bertanya-tanya kepada dosen atau mahasiswa atau dengan memanfaatkan media internet untuk mencari referensi skripsi. Cara yang terakhir dinilai lebih mudah dengan hasil yang memuaskan, karena di internet tersedia ribuan file skripsi siap download dengan format PDF atau Word. Meskipun begitu ada beberapa mahasiswa yang belum mengerti bagaimana cara mencari skripsi.
Berikut ini saya berikan berbagai macam cara untuk mencari referensi skripsi di internet, yang nantinya akan dibahas caranya satu persatu:

1. Mencari skripsi di situs penyedia skripsi online

Cara ini adalah yang paling mudah karena kita cukup mengetikkan kata kunci "skripsi" di mesin pencari google, kemudian akan ditampilkan berbagai situs penyedia skripsi. Namun begitu, dalam memilah-milah situs penyedia skripsi perlu diperhatikan juga fasilitas yang diberikan oleh situs tersebut. Ada kalanya skripsi yang disediakan tidak gratis atau berbayar. Untuk mendownload skripsi yang ada, pengunjung diwajibkan menjadi member terlebih dahulu atau memesan DVD skripsi yang mereka miliki. Harga kisaran untuk menjadi member adalah Rp.25.000 sampai Rp.500.000, tergantung benyaknya koleksi skripsi yang mereka miliki.
Jika anda tidak berminat menjadi member, anda dapat memilih situs penyedia skripsi gratis, 4skripsi.com adalah salah satunya. Seluruh pengunjung dapat mendownload skripsi di 4skripsi.com secara cuma-cuma tanpa harus membayar biaya member sepeserpun.

2. Mencari skripsi di repository, digilib atau jurnal universitas

Ratusan skripsi juga tersedia di berbagai repository, digilib atau jurnal online yang dimiliki berbagai Universitas di Indonesia. Berikut ini daftar repository, digilib, eprints dan jurnal online Universitas di Indonesia. Teknik mencari skripsi di berbagai repository dapat dengan memanfaatkan teknik pencarian google dengan bantuan kata kunci.
Pada mesin pencari, gunakan string "SITE:" untuk target pencarian pada situs tertentu. Misalnya ketik "site:repository.usu.ac.id sistem informasi". Maka hasil pencarian akan ditergetkan ke repository.usu.ac.id dengan skripsi membahas mengenai "sistem informasi". Hasilnya dapat langsung dibuka dan didownload. Berikut screenshoot hasil pencarian tersebut.
Mencari Skripsi

3. Mencari skripsi gratis di file hosting

File hosting adalah situs penyedia layanan penyimpanan file gratis. Di file hosting terdapat jutaan file dengan berbagai macam jenis, seperti dokumen, program, musik, video, gambar, dan lain-lain. Beberapa file hosting populer diantaranya adalah 4shared, mediafire, indowebster, ziddu, rapidshared, dan masih banyak lagi.
Kita cukup mengunjungi situs file hosting tersebut kemudian gunakan box pencarian dan mengetikkan skripsi yang ingin dicari. Hasilnya dapat langsung didownload secara mudah. Namun ada juga beberapa file hosting yang tidak menyediakan fasilitas pencarian. Untuk mengakali hal itu, dapat dilakukan dengan menggunakan string pencarian "site:" untuk menargetkan hasil pencarian seperti pada poin 2 tadi. Misalnya "site:mediafire.com skripsi sistem informasi", maka hasilnya akan mencari "skripsi sistem informasi" di situs mediafire.com.
Mencari skripsi di file hosting

4. Mencari skripsi gratis di situs publising dokumen

Situs penyedia layanan membaca dan penerbit online seperti scribd, docstoc, gazhoo, edocr dan lain-lain menyediakan dokumen dengan format PDF atau DOC yang dapat dibaca, dibagi atau di download. Gunakan kotak pencarian yang disediakan di dalam situs tersebut untuk mencari judul skripsi yang anda inginkan.

5. Mencari skripsi gratis di mesin pencari

Cara yang terakhir ini merupakan cara yang paling awan digunakan oleh pencari skripsi. Mereka cukup mengetikkan di mesin pencari judul skripsi yang diinginkan. Cara ini akan mendapatkan hasil pencarian yang sangat banyak, untuk itu perlu digunakan teknik pencarian khusus yakni dengan memasukkan kode string seperti "filetype:pdf", "filetype:doc", dan lain-lain. Penggunakan string "filetype" digunakan untuk hasil pencarian berupa file dengan format tertentu seperti PDF atau DOC. Contoh: "filetype:pdf | filetype:doc +skripsi sistem informasi perpustakaan". Maka hasil pencarian tersebut akan menampilkan halaman yang menyimpan data PDF atau DOC dengan kata kunci skripsi sistem informasi perpustakaan. Hasil pencarian dapat langsung di download karena data pencarian berupa file utuh dengan format PDF atau DOC.
Mencari skripsi di mesin pencari

Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur,  teknik,  alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan  penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:

  1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian?
  2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?
  3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian. Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.  Dalam  prakteknya terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian.
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata (1983) mengemukakan sejumlah metode penelitian yaitu sebagai berikut

  1. Penelitian Historis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif.
  2. Penelitian  Deskriptif yang yang bertujuan untuk  membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
  3. Penelitian Perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
  4. Penelitian Kasus/Lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungansuatu obyek
  5. Penelitian  Korelasional yang bertujuan untuk  mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
  6. Penelitian  Eksperimental suguhan yang bertujuan untuk  menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali
  7. Penelitian  Eksperimental semu yang bertujuan untuk  mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian.
  8. Penelitian  Kausal-komparatif yang bertujuan untuk  menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi  dilakukan dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding.
  9. Penelitian  Tindakan yang bertujuan untuk  mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya.
McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode penelitian dengan mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.

Jenis-Jenis Metode Penelitian

Jenis-Jenis Metode Penelitian

Jenis-jenis penelitian lain dapat dibedakan atas dasar beberapa sumber referensi berikut ini.

Jenis-Jenis Metode Penelitian Menurut Ahli

Pendekatan Penelitian, Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Pendidikan
Banyaknya jenis metode penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, dilandasi oleh adanya perbedaan pandangan dalam menetapkan masing-masing metode. Uraian selanjutnya tidak akan  mengungkap semua jenis metode yang dikemukakan di atas tetapi membahas secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.

A. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.

B. Studi Kasus

Penelitian Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variable yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung kepada kasus yang dipelajari.
Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik kesimpulankesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh.
Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.

C. Penelitian Survei

Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek) disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterima di suatu sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa banyak guru yang telah memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti itu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antara variabel tersebut.

D. Studi Korelasional

Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variable-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.
Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.

E. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.

F. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

G. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.
Demikianlah beberapa metode penelitian dalam pendidikan, sumber utama dari penulisan metode penelitian ini yaitu dari Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan : Jakarta

A. Kerangka Konsep
Menurut Masri Singarimbun (1982). “Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Jika kerangka teori digunakan untuk memebrikan landasan atau dasar berpijak penelitian yang akan dilakukan, maka “konsep” dimaksudkan untuk menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai, untuk menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertian dalam teori tersebut.
B. Hipotesis
1.  Pengertian
Suryabrata (1983), “Hipotesis” adalah jawaban sementara terhadap masalah yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
2.  Kegunaan Hipotesis
a. Hipotesis memebrikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang dapat diuji langsung dalam penelitian.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan hasil penyidikan.
3.  Cara Memperoleh Hipotesis
Penyidikan bisa berasal dari masalah-masalah praktis, dari situasi tingkah laku yang diamati, dari penelitia yang sebelumnyaatau dari teori-teori.
a.  Hipotesis Induktif, yakni peneliti dalam merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati.
b.  Hipotesis Deduktif, yaitu Hipotesis yang dirumuskan berasal dari teori-teori.
4.  Ciri-ciri Hipotesis yang Baik
Dalam merumuskan Hipotesis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.
b. Hipotesis hendaknya manyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel.
c. Hipotesis hendaknya dapat diuji.
d. Hipotesis harus mempunyai daya pembeda.
e. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.

5.  Jenis Hipotesis
Dalam bidang penelitian kuantitatif, Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.  Hipotesis Kerja/Hipotesis Alternatif (Ha), Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel lain.
b.  Hipotesis Nol/ Hipotesis Nihil (Ho), Hipotesis Nol ini sering juga dengan Hipotesis Statistik karena harus dilakukan melalui pengujian statistik.
6.  Jenis Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Macam kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang Hipotesis

Kesimpulan
Keputusan
Keadaan Sebenarnya
Hipotesis Benar
Hipotesis Salah
Terima Hipotesis
Tidak membuat kesalahan
Kekeliruan macam II
Tolak Hipotesis
Kekeliruan macam I
Tidak membuat kekeliruan

Rujukan: http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/kerangka-konsep-dan-hipotesis.html#ixzz2FbP8nTrm

Populasi dan sampel

A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kedanya, disiplin kedanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain; dan juga mempunyai karakteristik obyek  yang lain, misalnya kebijakan, prosedur keiJa, tata rangkelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain, Yang terakhir berarti populasi dalam arti karakteristik.
Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi, karena sate brang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaga bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau,akan diperiksa cukup diambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya dibertakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.

B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka la menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka la menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.

Instrumen pengumpul data

A. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukakan pengertiannya demikian:
"Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti untuk mengumpulkan data"
"Cara" menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya.
2.  Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
"Instrumen penelitian" yang diartikan sebagai "alat bantu" merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (question­naire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan "ter" saja, inventors (invertory), skala (scale), dan lain sebagainya.
Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda centang atau tanda cocok (ü) pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi "daftar cocok" sebenarnya merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda cocok itulah yang menyebabkan ia disebut demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode.
Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
No.
Jenis Metode
Jenis Instrumen
1
Angket (questionnaire)
Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (inventory)
2
Wawancara (interview)
Pedoman wawancara (interview guide)
Daftar cocok (checklist)
3
Pengamatan/Observasi (Observation)
Lembar Pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation schedule), (checklist).
4
Ujian/Tes (test)
Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory).
5
Dokumentasi
Daftar cocok (checklist)
Tabel


Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:
  1. Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya "ketat" seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang berkedudukan seperti tes.
  2. Daftar cocok (checklist) dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama "daftar cocok" lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya.

1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a.  Angket terbuka
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama!
Jawab:
No.
Jenis Penataran      
Tempat Penataran
Berapa Hari
1.
............................... 
............................... 
.......................  
2.
...............................
...............................
.......................
3.
...............................
...............................
.......................
4.
dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor

Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:
(1).  Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya.
(2).  Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian.

b.  Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1)  pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: ..................................  ....a. Pernah ....b. Tidak
  1. Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
....a.    materi bidang studi
....b.    metode mengajar/strategi belajar-mengajar
....c.    memilih dan penggunaan media/alat pelajaran
....d.    menyusun alat evaluasi

c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1)  Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a.    Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
....b.    Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor 2)
2)  Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
  1. Materi pelajaran                                           .....hari
  2. Metode mengajar                                         .....hari
  3. Pemilihan dan penggunaan media                  .....hari
  4. Penyusunan alat evaluasi                               .....hari

2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (ü). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No.
Jenis kegiatan di rumah
Dikerjakan oleh Anda
Dikerjakan bersama
Dikerjakan pembantu
1.
Menyiapkan makan pagi



2.
Membersihkan rumah



3.
Mencuci pakaian sendiri



4.
Mencuci sprei, korden, dan seterusnya.



5.
Mencuci alat-alat makan ...dan seterusnya




Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. "Dikerjakan oleh Anda", “Dikerjakan bersama", dan "Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah "daftar cocok" juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.

3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning "ladder" or “flight of stairs". Hence, anything with gradation can be thought of as "scaled". 
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: "Selalu", "Sering",. "Jarang", "Tidak pernah". Skala yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:
No.
Jenis kegiatan di rumah
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
1.
Bangun sebelum jam 5 pagi




2.
Menyiapkan makan pagi




3.
Membersihkan rumah




4.
Mencuci pakaian sendiri




5.
Mencuci perabot rumah tangga... dan seterusnya





Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior - FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu          -  Kadang-kadang       - Tidak Pernah
Baik             -  Cukup                   - Jelek
Besar           -  Sedang                  -  Kecil
Jauh            -   Cukup                  -  Dekat

dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan:
Selalu          - Sering Sekali     -  Sering      - Jarang   - Jarang Sekali
Selalu          -  sering sekali      -  Sering      -  Jarang   - Tidak Pernah
Baik Sekali    - Baik                -  Cukup      -  Jelek      -  Jelek Sekali
Besar Sekali  - Besar              -   Cukup       -  Kecil      - Kecil Sekali

Misalnya:
Sangat setuju
Setuju
Abstain
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
(SS)
(S)
(A)
(TS)
(STS)
Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.

Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut:
1.  Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
2.  Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3.  Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4.  Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5.  Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6.  Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.

Macam-macam metode penelitian

Penelitian merupakan salah satu penunjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tanpa adanya penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah maju. Ada tiga syarat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian, yaitu:
1.  Sistematis, artinya dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.  Berencana, artinya dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.
3.  Mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Macam-macam Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam metode. Keputusan mengenai metode yang akan dipakai akan tergantung kepada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, sifat masalah yang digarap dan alternatif yang mungkin digunakan.
1.  Penelitian Ditinjau dari Tujuan
a.  Penelitian Eksploratif
Digunakan apabila peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab akibat atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
b.  Penelitian Developmental
Dilakukan percobaan dan penyempurnaan.
c. Penelitian Verifikatif
Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain.
2. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan
a.  Pendekatan Longitudinal
Pada metode ini, sample subjek yang sama dipelajari dalam waktu tertentu. Metode ini memungkinkan adanya penyelidikan intensif terhadap individu karena peneliti menyimpulkan data tentang subjek yang sama pada berbagai tingkatan. Kelemahan metode ini, antara lain:
1)  Menuntut adanya komitmen dari individu atau lembaga yang bersedia menyediakan waktu, uang dan sumber daya lainnya selama beberapa tahun.
2)  Jika dampel yang dipilih jelek, tak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya.
3)  Tidak dapat menambah variabel baru.
4)  Sulitnya mempertahankan kerjasama subjek dalam waktu yang lama.
b.  Pendekatan Cross-sctional
Metode ini meliputi lebih banyak subjek, tetapi mencandra faktor-faktor pertumbuhan yang lebih sedikit. Kelemahan dari metode ini adalah:
1)  Perbedaan yang ada pada sampel-sampel  dapat membuat penyidikan ini sangat luas.
2)  Kemungkinan adanya variabel luar yang telah menimbulkan perbedaan diantara populasi-populasi yang ditarik sampelnya.
3.  Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu
Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah penelitian terhadap pendidikan, keteknikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan dan sebagainya.
4.  Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
a.  Penelitian Laboratorium
b.  Penelitian Perpustakaan
c. Penelitian Lapangan
5.  Penelitian Ditinjau dari Sifat Masalahnya
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, metode penelitian dapat digolongkan menjadi sembilan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Metode Penelitian
Tujuan
Ciri-ciri
Langkah-langkah
Pokok
Penelitian Historis
Membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensistensikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta.
  • Lebih  tergantung pada data yang diobservasi orang lain.
  • Harus tertib, ketat, sistematis dan tuntas.
  • Menggunakan data primer dan sekunder.
  • Dilakukan kritik eksternal dan internal untuk menentukan bobot data.
  • Mirip penelaahan kepustakaan
  • Definisikan masalah
  • Rumuskan tujuan penelitian
  • Kumpulkan data
  • Evaluasi data
  • Tuliskan laporan

Penelitian Deskriptif
Membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.
  • Tidak perlu mencari hubungan, menguji hipotesis dan membuat ramalan
  • Mencari informasi tentang gejala yang ada
  • Definisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai
  • Rencanakan cara pendekatannya
  • Kumpulkan data
  • Laporan

Penelitian Perkembangan
Untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu
  • Memusatkan pada studi mengenai variabel-variabeldan perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun
  • Definisikan masalahnya
  • Lakukan penelaahan kepustakaan
  • Rancangan cara pendekatan
  • Kumpulkan data
  • Evaluasi data yang terkumpul
  • Susun laporan mengenai evaluasi itu

Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan
Untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial.
  • Penelitian mendalam mengenai unit sosial yang hasilnya merupakan gambaran lengkap tentang unit tersebut
  • Meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya

  • Rumuskan tujuan yang akan dicapai
  • Rancangan cara pendekatannya
  • Kumpulkan data
  • Organisasikan data dan informasi menjadi unit studi yang koheren
  • Susun laporan
Penelitian korelasional
Untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi
  • Dilakukan untuk variabel yang diteliti rumit
  • Memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak
  • Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya hubungan atau tidak adanya hubungan.
  • Definisikan masalah
  • Lakukan penelaahan kepustakaan
  • Rancang cara pendekatannya
  • Kumpulkan data
  • Analisis data
  • Tuliskan laporannya

Penelitian Kausal-Komparatif
Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu
  • Bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung
  • Definisikan masalah
  • Lakukan penelaahan
kepustakaan
  • Rumuskan hipotesis
  • Rumuskan asumsi yang mendasari hipotesis
  • Rancang cara pendekatannya
  • Validasikan teknik untuk mengumpulkan data dan interpretasikan dalam cara yang jelas dan cermat
  • Kumpulkan dan analisis data
  • Susun laporannya
Penelitian Eksperimental-Sungguhan
Untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenalkan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompokn kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan
  • Memusatkan usaha pada pengontrolan varians
  • Tujuannya untuk internal dan eksternal validity
  • Lakukan survei kepustakaan
  • Identifikasi dan definisi masalah
  • Rumuskan hipotesis
  • Definisikan pengertian dasar dan variabel utama
  • Susun rencana eksperimen
  • Laksanakan eksprimen
  • Atur data kasar
  • Terapkan test signifikasi
  • Buat interpretasi mengenai hasil testing dan susun laporannya.

Penelitian Eksperimental Semu
Untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan.
  • Secara khas mengenai keadaan praktis
  • Mempunyai perbedaan yang kecil dengan penelitian eksperimen sungguhan
  • Sama dengan penelitian eksperimen sungguhan

Penelitian Tindakan
Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung didunia kerja
  • Praktis dan relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja
  • Menyediakan rangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru
  • Fleksibel dan adaptif
  • Definisikan masalah
  • Lakukan penelaahan kepustakaan
  • Rumusan hipotesis atau strategi pendekatan
  • Aturlah research setting
  • Tentukan kriteria evaluasi
  • Analisis data yang terkumpul
  • Tuliskan laporan